Kamis, 12 September 2013

Unclear. . .

Malam mulai meninggi. Kamu sudah mengatakan padaku, malam ini kamu tak akan menginap untukku. Dan aku sudah mengiyakan tanpa berkeberatan.

Tapi kita telah lebih dari dua jam dikamar ini, tak melakukan apapun selain saling membisu, dengan kamu menghadapi layar laptopmu sendiri seperti aku yang yang juga menekuni laptopku sendiri. 

Kebekuan diantara kita ini sedikit asing bagiku. Cukup menyesakan lantaran banyak hal yang begitu inginnya kukatakan padamu. Dan aku tak bisa melakukannya. 

Aku merasa benar benar kagok didekatmu seperti ini.

 

I’ve been living in the shadow overhead,

I’ve been sleeping with the cloud above my bed,

I’ve been lonely for so long,

Trapped in the pas, I just can’t seem to move on


Seperti itulah lirik yang dinyanyikan oleh Drew Barrymore bersama Hugh Grant dalam tembang berjudul way back into love. Lagu yang pelan kusenandungkan mengiringi lantunan aslinya dari file music di laptopku. Sedikit melankolis tapi penuh pengakuan yang tulus. Seperti hatiku malam ini, yang sungguh ingin mengutarakan kepiluan yang sama kepadamu. Tapi kamu sudah tahu sebagian besar ceritaku, terutama tentang kisah seberapa tak beruntungnya aku menjalin hubungan dengan para pria yang pernah datang padaku terdahulu.

lagipula, hari ini aku melihatmu tak seperti kamu yang selalu kutahu. Yang biasanya akan dengan sikap menyenangkan mendengar keluhanku bahkan yang paling memalukan dan menyedihkan sekalipun, seperti adanya sedikit rasa jera dan takut dalam hatiku untuk kembali mencoba menjalin hubungan asmara yang suka tak suka, mau tak mau harus dimiliki semua manusia, atau lebih tepatnya mahluk hidup.

Itulah yang aku suka darimu, pembawaanmu yang luar biasa pandai dalam mengayom dan ngemomong. Yang sama sekali diluar dugaanku, dapat menaklukan keras hati yang telah kupelihara sepanjang ingatanku.

Malu malu kuakui pada diriku, aku menyukaimu lebih dari sekedar karena alasan yang aku tahu.

Dan kamu pun, kupikir memiliki rasa yang sama. Kusimpulkan hal itu karena kehadiranmu yang seolah tanpa bosan bersamaku disepanjang waktu yang kita bisa lewati bersama. Kamu hampir selalu ada saat aku minta kamu untuk ada bersamaku.


I’ve been looking for someone to she’d some light

Not somebody just to catch me trough the night

I could used some direction,

And I’m open to your suggestion


Kulantunkan lagi senandung indah itu dengan suara parauku yang sebenarnya terdengar merusak lagu aslinya.

Aku sungguh merasa sedang menyukainya lagi kali ini.

Meski jika dihayati dan dipahami setiap katanya sedikit merendahkan diriku sendiri, tapi sejujur jujurnya justru itulah hal yang paling aku ingin kamu ketahui. Kehadiranmu disetiap malamku, disamping tidur lelapku juga dihadapan mataku yang baru terbangun, semakin harinya semakin aku rasakan pedih. Dalam hatiku memang tak hanya sebatas itu aku ingin kamu ada. Hanya saja aku tak pernah berani secara langsung memintanya.

Menurut kebanyakan orang, aku gadis hanya sebatas casingnya saja. Sebagian orang mengatakan aku jiwa pria yang terjebak di tubuh wanita. Meski sedikit orang meyakini aku perempuan diluar dan didalamnya, dan satu dari sedikit itu adalah dirimu. Dan kamulah yang paling tak pernah meragukan bahwa aku bisa benar benar menjadi seorang perempuan sepenuhnya selain keluargaku. Karena itu, aku tak pernah ingin merusak penilaianmu itu dengan bertindak lebih dulu dalam hubungan kita meski terkadang aku tak bisa menahan diriku yang selalu lebih agresif mendekatimu daripada kamu padaku. Kupikir setidaknya pengakuan rasaku tak boleh muncul lebih dulu seberapa besarnya pun kemauanku.

Jujur saja, aku sudah tak tahan denganmu. Dengan tidak adanya komitmen diantara kita yang didepan public seolah telah bersama lantaran adanya komitmen yang tidak ada itu. Aku sama sekali tak bisa memikirkan apa yang membuatmu tahan bersamaku dengan kondisi yang menggamangkan seperti ini. 


There’s a moment when I don’t know if it’s real

Or if anybody feel the way I feel

I need inspiration, not just another negosiation


Tawaku meluncur setengah detik saja tanpa sempat kamu sadari, lebih seperti mengejek dari pada geli pada diri sendiri. Lagu ini sedang terdengar seperti sengaja dibuat untukku. Setiap katanya jelas seperti apa yang ingin kusampaikan padamu.

Kadang aku berpikir, mungkin hubungan kita yang seperti ini hanya ada dalam kepalaku saja. Dalam pemikiranmu, mungkin saja aku masih seorang teman biasa, yang dekat tanpa rindu, akrab tanpa emosi, intim tanpa makna.

Hal yang paling tercetak tebal dalam pikiranku, justru adalah hal yang satu itu.

Aku apa kamu?

Kenapa aku begitu merindukanmu tapi tak bebas mengutarakan langsung dihadapanmu dan malah takut kamu tak sama sepertiku?

Kenapa berbagai macam argue tentang pola pikirmu selalu bermunculan dikepalaku saat aku berfikir tentangmu yang tak juga menjelaskan kondisi kita berdua pada kita berdua?

Sungguh rangkaian kata sampah macam apapun bagiku tak lebih berarti dari satu patah kata tegasmu ‘ya’ atau ‘tidak’ isi hatimu sama denganku. Berharap cerita kita tak hanya cerpen bermasalah satu, dua tema saja.


All I wanna do is find a way back into love

I can’t make it trough without a way back into love

And if I open my heart to you, I’m hoping you’ll show me what to do

And if you help me to start again, you know that I’ll be there for you in the end…


“Aku pulang ya.” Katamu tiba tiba, akhirnya.

Aku mengiyakan tanpa bicara. Sebenarnya aku enggan membiarkanmu pergi. Aku merasa belum mendapat apapun malam ini, belum membuatmu mengerti sama sekali.

Tapi kamu tetap pergi, pulang membawa pemikiranmu sendiri. Dan aku tak yakin kamu sepenuhnya tak mengerti. Entah apa yang masih kamu cari dan kamu nanti hingga selama ini. Aku tak akan mampu lebih lama lagi tetap berpura pura status kita sama sekali tak berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar